Browse: Home > Bahasa Pengaruhi Cara Pikir Manusia
Senin, 13 September 2010
Bahasa Pengaruhi Cara Pikir Manusia
Bahasa diperkirakan berpengaruh pada cara berpikir dan sudut pandang terhadap orang lain. Hal tersebut merupakan hasil sebuah studi yang dilakukan di college Israel-Arab yang bisa berbicara baik bahasa Arab dan Yahudi.
Sebagian besar dari mereka berbicara bahasa Arab di rumah dan mulai berbicara Yahudi sejak SD. Peneliti menemukan bahwa pelajar di college Israel-Arab lebih bias kepada Arab ketika mereka diuji dalam bahasa Arab daripada ketika diuji dalam bahasa Yahudi.
Memanfaatkan ketegangan antara Arab dan Israel, peneliti Dr. Shai Danziger dari Universitas Ben-Gurion di Israel dan Dr. Robert Ward dari Universitas Bangor di U.K mendesain eksperimen menguji perbedaan antara pelajar yang berpikir dalam bahasa Arab atau Yahudi.
“Saya adalah bilingual dan saya percaya saya merespon dengan cara berbeda dalam bahasa Yahudi dan Inggris,” kata Danziger dalam sebuah pers rilis. “Orang bisa menunjukkan pribadi yang berbeda dalam lingkungan berbeda. Ini menunjukkan bahwa bahasa bisa menjadi pemicu kepribadian yang berbeda.”
Studi ini dilakukan dengan tes computer yang dikenal dengan Implicit Association Test (IAT). Subjek diminta untuk melihat kata yang muncul di layar komputer dan mengategorikannya dengan menekan dua tombol di keyboard.
Subyek diperintahkan untuk mengategorikan nama-nama Arab dan Yahudi, kata-kata positif dan negatif dengan dua tombol keyboard. Contohnya, dalam satu bagian tes, salah satu tombol melambangkan nama Arab dan kata-kata positif, dan satu tombol terdapat nama Yahudi dengan kata-kata negatif. Dalam kasus ini, subyek hari mengasosiasikan nama Arab dengan kata-kata mendeskripsikan karakter baik dan nama Yahudi dengan kata-kata mendeskripsikan karakter negatif. Dalam seksi lainnya, nama Yahudi dipasangkan dengan kata-kata positif dan nama Arab dengan kata-kata negatif.
Jika mereka bereaksi lebih cepat dalam satu seksi, berarti orang itu cenderung mengasosiasikan sesuatu dengan cara yang sama seperti pasangan di tes tersebut.
Tes Asosiasi Implisit diberikan kepada pelajar bilingual dalam dua bahasa untuk melihat apakah bahasa berpengaruh terhadap hasilnya.
Umumnya, kebanyakan subyek merasa lebih mudah mengasosiasikan nama Arab dengan kata-kata positif dan nama Yahudi dengan kata-kata negatif.
Tetapi, efek ini lebih terasa ketika tes diberikan dalam bahasa Arab daripada bahasa Yahudi.
“Hasil kami menunjukkan bahwa bahasa yang dipakai bisa memberikan pengaruh pada asosiasi sosial.” Menurut laporan yang dipublikasikan edisi Juni dalam Psychological Science, a journal of the Association for Psychological Science.
“Umumnya, penemuan kami ini konsisten dengan mosi bahwa bahasa dan kebudayaan berhubungan secara dekat, dan orang-orang dengan kemampuan bilingual mungkin memikirkan dunia sosial mereka dengan cara berbeda-beda, tergantung pada konteks bahasa mereka. (Helena Zhu/The Epoch Times/rob)
0 Comments:
Posting Komentar